Edisi BILAS (Bincang Sekilas): Tentang Sejarah, Jenis, dan Tren Kopi Bersama Owner Adegio Coffee



Khulaify.com – Hai sobat SELOWESI - Selaw Wae Sih, bagaimana kabarnya? Semoga kamu dalam keadaan sehat psikologi dan juga jasmani ya.

Jika bicara tentang kopi, memang sudah tak dipungkiri lagi kalau kopi sudah menjadi tren dan budaya bagi semua orang. Kopi sudah menjadi minuman yang khas bukan dari segi rasa saja, namun juga dari segi manfaat. Bahkan menjadi simbol bagi para penikmatnya. 

Kopi memberikan kita akan cita rasa, stimulus, dan bahkan inspirasi. Hal itu berkaitan dengan unsur yang ada di dalam kandungan kopi itu sendiri. Hal itu juga tidak disangkal banyak orang karena perspektif bagi siapa saja yang meminumnya.


Ngetren, Suka Minum Kopi Tapi Belum Tau Sejarah dan Jenis Biji Kopi?


Nah, pada edisi BILAS kali ini saya akan mengulas sedikit tentang dunia Perkopian. Bincang Sekilas kali ini saya bersama Ryan, pemuda asal Sulawesi, yang kebetulan juga tetanggaan sama saya di Selowesi. 

Ryan ini adalah owner dari kedai 'Adegio Coffee' yang tempatnya itu ada Jakarta Selatan, tepatnya di Jl. Persada, Menteng Dalam, Tebet. 

Sebelum membuka kedai kopi, ia sempat menjadi barista di beberapa kedai di Jakarta dan Sulawesi. Selama setahun lebih ia menekuni kopi di Sulawesi dan Jakarta, mulai dari hulu sampai hilir.


Pada 26 Maret 2022, kami berbincang bersama di kedai miliknya. Lanjut saya menanyakan beberapa pertanyaan seputar kopi.

"Sebenernya awal mula atau sejarah pertama kali ditemukan biji kopi untuk diminum itu kapan dan dimana?"

Melalui Ryan dari @Adegiocoffee, salah satu awal mula kopi ditemukan adalah di negeri kawasan Arab. 

"Sejarah singkatnya ya, jadi dulu ada seseorang bernama Abbsyinia. Ketika itu ia sedang membakar kayu. Nah posisinya itu ada sebuah pohon kopi (dia belum tahu itu pohon kopi) yang ikut dijadikan api unggun. Setelah terbakar, dia mencium aroma yang sedap dari buah kopi terebut. 

Dia pun coba makan itu buah kopi tapi pahit rasanya. Lantas ia mencoba menubruk buah kopi tersebut lalu meminumnya. Nah dari situ nama Abbsyinia menjadi salah satu varietas jenis kopi."

"Salah satunya sih kayak gitu ya, entah valid atau tidak, tapi ceritanya begitu dan lumrah diketahui banyak orang." Lanjutnya.


Nah Kalau Jenis Atau Biji Kopi Itu Apa Saja?


Selanjutnya ia menjelaskan tentang jenis kopi yang inti tanpa campur tangan manusia itu ada 4, yaitu:

1. Arabica
2. Robusta
3. Excelsa
4. Liberika

Selain itu ada juga jenis perkawinan silang dari keempat jenis kopi tersebut. Nah jenis kopi ini terbagi lagi menjadi bibit-bibit. Bibit-bibit tersebut bisa tumbuh dan menjadi kopi, seperti Sidikalang.

Selain buah kopi, ada unsur lainnya yang bisa dimanfaatkan dari pohon kopi seperti bijinya yang bisa dikonsumsi. Lalu daun kopi yang bisa dijadikan sayur, juga batang kopi yang bisa dijadikan furniture atau merchandise.    

"Ada proses penggilingan, perendaman dan pengupasan kulit, nah buahnya itu kan kebuang ya, itu harusnya nggak dibuang karena bisa dijadikan pupuk organik."

"Sebenarnya masih banyak lagi manfaat pohon kopi, akarnya juga bisa. Kalau kopi itu sekali berbuah atau panen, masih bisa berbuah lagi tanpa harus dibabat, tergantung peremajaannya." Lanjutnya.


Kapan Anda Memulai dan Terjun ke Dunia Kopi?


Selanjutnya saya bertanya tentang Adegio Coffee yang dibangun oleh Ryan bersama teman-temannya. 

"Sebenarnya Adegio ini berasal dari angkringan sih, tahun 2019 sampai 2020. Setelah itu kami down karena dampak pandemi. Akhirnya saya pulang ke Sulawesi. Di sana niatnya mau belajar Management, tapi malah nyebur ke dunia kopi yang sama sekali ga ada basic atau background tentang kopi.  

Kemudian dari situ saya mulai mengenal kopi, Nge-roasting, segala macem tentang perkopian selama 1 tahun lebih. Baru deh mulai usaha dan buat brand sendiri, namanya kopi Konspirasi." ucapnya.


"Setelah beberapa waktu kemudian saya mikir nama itu terlalu monoton. Akhirnya saya menemukan ide baru berdasarkan sisi perjalanan yang saya alami. Akhirnya muncul nama Adegio, yang artinya Tempo dalam konsep musik. Lalu membuka kedai di Jakarta, ini Adegio Coffee," lanjutnya. 


Bagaimana Tren Kopi ke Depannya?


Inovasi kopi berkembang setiap tahunnya dan semakin beragam. Mulai jenis kopi, biji kopi, varian rasa kopi, tempat kopi dengan sentuhan aestheticnya menyajikan spot yang menarik, fasilitas, dan kenyamanan di setiap kedai pada sudut-sudut kota di Indonesia.

Namun bagaimana tren dan bisnis kopi yang sekarang ini atau ke depannya?

Menurut pandangan Ryan, setiap kopi dan tempatnya di semua daerah Indonesia punya ceritanya masing-masing. Salah satu harapannya adalah kualitas dan harga kopi bisa seimbang. 

Harga kopi di negara kita terbilang cukup mahal karena mata rantai dari hulu ke hilir. Jadi ada hal yang membuat marginnya error dan para petani juga kurang mendapatkan harga yang pas.

Layaknya rokok, kopi bukan lagi menjadi simbol belaka, melainkan kebutuhan. Baik itu konsumsi, ekonomi, sosial, media interaksi, imun penghilang stres, pelengkap bekerja, asupan inspirasi, ataupun pelengkap di kala bengong.

Kopi dan tempatnya memang sudah menjadi pusat bertemunya kelompok sosial sejak zaman dahulu. Untuk bercengkrama, diskusi, menulis, membaca, ataupun sekedar menyeruput secangkir kopi.

PENUTUP 


Di akhir perbincangan, saya bertanya kepada Ryan bagaimana tips bagi pemula yang ingin berkecimpung di dunia kopi, baik itu membuka usaha, menjadi barista, Roaster, petani kopi, dan sebagainya.

"Ini sih yang saya terapin sebelum mengerti kopi dan menjalaninya, cuma satu tipsnya: Jalanin aja dulu, ceritanya belakangan. Kalau ingin atau niat pasti otomatis mencari tahu sendiri. Pasti ada jalannya."

Bagaimana sobat selowesi? Ada yang ingin bekerja di bidang kopi? Apapun yang sedang atau mau direncakan sobat sekalian semoga diberi jalan yang terbaik atas usaha anda ya.

Jadi sekian edisi BILAS kali ini, semoga berkenan dan bermanfaat ya. Sampai jumpa di edisi BILAS berikutnya.
Maaf dan Terima Kasih banyak!




Sumber Foto:

Instagram: saepulhdyt 

Instagram: ehngopiyuk

Selengkapnya bisa kunjungi Instagram @adegiocoffee

LihatTutupKomentar