Rakyat Seruduk Gedung DPR Pasca Kenaikan Harga BBM


Foto oleh Febry  Arya: https://www.pexels.com/id-id/foto/pemandangan-orang-orang-wanita-jalan-4586100/
Foto oleh Febry Arya: https://www.pexels.com/id-id/foto/pemandangan-orang-orang-wanita-jalan-4586100/

Khulaify.com - Warga memadati depan gedung DPR untuk menggelar aksi demo tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Selasa (6/9/2022), Jakarta.

Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pada tanggal 8 November 2022 itu telah menyita perhatian seluruh warga Indonesia, khusunya pengguna BBM bersubsidi. Pasalnya BBM bersubsidi masih menjadi mayoritas bagi para pengguna kendaraan. 

Sepeda motor yang dipakai warga Indonesia untuk keperluan sehari-harinya kini harus menyedot lebih banyak bahan bakar Pertalite dengan biaya yang cukup tinggi dari sebelumnya, begitu juga dengan solar bagi kendaraan roda empat atau lebih.

Mengutip data (.... ) konsumsi Pertalite di Indonesia lebih banyak dibanding bensin yang lain, penggunaan pertalite ini mencapai sekitar 80% dan akan menimbulkan inflasi, angka pengangguran dan kemiskinan dikarenakan pengurangan biaya operasional.


Berapa Kenaikan Harga BBM?


Kenaikan harga ini menjadi yang tertinggi dibanding sebelumnya yang hanya Rp 500 saja pada masa Soeharto, yang saat itu juga dilakukan aksi demo. Bayangkan hari ini langsung naik setinggi-tingginya senilai Rp 2.350 tanpa wacana yang menguntungkan bagi semua pihak.

Berikut rincian resmi harga BBM terbaru:

1. Pertalite - 7.650 naik menjadi 10.000
2. Solar - 
3. Pertamax - 

Tentu kebijakan ini menuai kontra di seluruh negeri, namun jua terdapat pro dari lain sisi menurut angka minyak dunia yang turun. Namun mengenai APBN dan kebijakan pembangunan negeri harus jelas diutarakan tanpa ada pencitraan yang keliru. Rakyat sudah tahu dan sudah muak dibohongi.

Bahan pangan pokok juga disinyalir akan ikut naik, sementara penghasilan rakyat tak kunjung naik untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Infrastruktur dan revilitasi digenjot untuk yang notabene tidak memenuhi kebutuhan rakyat, alih alih terpenuhi justru harus membayar sebagai akses.

Dana segar yang bugar tidak masuk dalam catatan untuk SDM yang lebih maju dan sejahtera. Ibu kota baru menjadi judul dalam catatan itu, menghalangi isi buku yang sebenarnya.

Setelah kebijakan ini terjadi, makin terlihat jelas perubahan sosial pada society. Contohnya di Pom bensin-pom bensin yang ada untuk berbagai jenis bahan bakar. Sisi mayor financial dan minor financial bersebelahan untuk sekedar melanjutkan perjalanan.

Muncul gap yang terlampau jauh pada saat mengisi bahan bakar. Timbulnya sosial gap ini hasil dari ketimpangan ekonomi maslahat. 

Dalam ulasan ini saya juga ingin melaporkan situasi demo selama berada di depan gedung DPR bersama rakyat yang menggugat. Berikut catatannya


RAKYAT SERUDUK GEDUNG DPR


Pada pukul ... suasana depan gedung DPR sudah banjir dengan ribuan pijakan keresahan. Mereka berangkat dari tempat masing-masing yang sudah berkonsolidasi dengan kolega selaras, entah sudah sarapan atau belum namun raut mereka terasa bugar. Barangkali bugar karena kelelahan atas sikap pemerintah sampai saat ini.

Massa yang berkumpul datang dari berbagai penjuru kota, gang-gang kecil, dan sandal-sandal musola. Berbagai jenis outfit, profesi dan kalangan memenuhi area, lebih banyak buruh. 

Foto oleh Febry  Arya: https://www.pexels.com/id-id/foto/pemandangan-pria-orang-orang-wanita-4586142/
Foto oleh Febry Arya: https://www.pexels.com/id-id/foto/pemandangan-pria-orang-orang-wanita-4586142/

RAKYAT MULAI MELAKUKAN AKSI DEMO


Berbagai poster tanda keresahan mulai bertebaran di atas pijakan aspal, di depan gedung mewah yang telah direnovasi. Kalimat-kalimat pada poster bertajuk turunkan harga bbm, rakyat sudah lelah dibohongi, turunkan presiden, petugas partai, hutang negara numpuk duitnya kemana? dan lainnya yang menghiasi area pertumpahan emosi.

Pada pukul ... ...


JELANG MALAM HARI AKSI DEMO


Waktu sudah menunjukkan pukul ... para buruh, ojol, dan kalangan lainnya ...
....
....

KLIMAKS


Akhir dari demo ini berujung ... 
....
....


Hingga berita ini diturunkan, belum dapat dipastikan...

Sampai batas waktu yang tidak ditentukan, kebijakan ini terus berlanjut dan negosiasi serta pembenahan juga terus dilakukan. Karena kedaulatan untuk rakyat dan dari rakyat, tanpa rakyat tidak ada yang namanya kedaulatan. 




NB: Artikel ini hanya untuk bahan refrensi.
LihatTutupKomentar