Konsep Efek Rumah Kaca; Penyebab, dan Dampaknya

 
Khulaify.com Apa yang dimaksud Efek Rumah Kaca?

Berdasarkan namanya rumah kaca, diibaratkan Bumi sebagai rumahnya dan atmosfer sebagai kacanya. Ya, kaca pada rumah mencegah panas matahari menembus langsung, sehingga membuat seisi rumah itu hangat. 

Nah panas matahari terperangkap dalam lapisan atmosfer dengan bantuan gas. Gas-gas seperti Karbon Dioksida (C02), Methana (CH4), Uap Air (H2O), Ozon (O3), Nitrous Oksida (N2O), HFC (Hidro Fluoro Carbon), CFC (Chloro Fluoro Carbon). 

Adanya gas-gas tersebut sangat penting agar bumi tidak terlalu dingin. Dengan adanya gas-gas tersebut membuat bumi layak dihuni. Jika tidak ada, kehidupan di bumi tidak akan terjadi. Namun, semakin lama lapisan atmosfer kelebihan gas yang disebabkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. 


Apa Saja Penyebab Efek Rumah Kaca


Emisi karbon dan gas berbahaya lainnya semakin bertambah konsentrasinya, sehingga sebagian panas yang harusnya dipantulkan permukaan bumi, terperangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer yang berlebihan, maka efek rumah kaca akan semakin besar.

Akibatnya bumi semakin hangat dari tahun ke tahun. Nah untuk itu, dapat diketahui apa saja penyebab efek rumah kaca, di antaranya:

1. Penebangan dan Pembakaran Hutan Secara Liar (Deforestation)

Keberadaan tumbuhan sebagai sumber hayati alam bumi ini sangat penting bagi manusia. Manfaat tumbuhan meliputi; sumber makanan, ekonomi, dan menghasilkan oksigen. Selain itu itu tumbuhan juga dapat menyerap karbon dan uap air untuk fotosintesis. 

Pembakaran hutan juga menyebabkan efek rumah kaca. Asap yang ditimbulkan dari pembakaran ini akan menghasilkan gas karbon yang dilepas ke udara lalu terus ke atmosfer.

Dengan makin maraknya penebangan dan pembakaran hutan liar, media untuk mengurangi efek rumah kaca akan berkurang.

2. Penggunan Bahan Bakar Fosil Berlebihan

Over produksi fosil, seperti batubara dan minyak bumi akan menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca yang cukup signifikan. Selain emisi gas pada rumah kaca, kualitas udara dan kesehatan juga efek dari limbah bahan bakar fosil yang berlebihan ini. Akan tetapi, Indonesia termasuk pengguna produksi batu bara terbesar di dunia. Penggunaanya sudah masif dalam negeri maupun mengeskpor.


3. Pencemaran Laut

Laut dapat menyerap karbon dalam jumlah yang besar. Namun, akibat limbah industri, tumpahan limbah muatan berbahaya yang kapal angkut, bermacam sampah tak bertanggung jawab, yang menyebabkan laut tercemar dan ekosistem di laut pun rusak. Membuatnya tidak dapat menyerap karbon lagi. 

4. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga organik dan organik akan menghasilkan gas Methana dan Karbon yang berasal dari bakter-bakteri pengurai sampah. 

5. Industri Pertanian

Dalam hal pertanian, pupuk nonorganik yang menggunakan bahan kimia untuk meningkatkan hasil pertanian ternyata menghasilkan gas berupa Nitrous Oksida (N2O) yang akan dilepas ke udara lalu sampai atmosfer.

6. Limbah Peternakan

Limbah hewan ternak, seperti kotoran sapi, ternyata bisa menghasilkan gas rumah kaca berupa Karbon dan Methana. Semakin banyak limbah yang dibiarkan begitu saja, akan semakain banyak gas yang dilepaskan ke atmosfer. 

Semua penyebab di atas tentunya bisa diatasi atau diminimalisir. Implikasi aktivitas warga dan kebijakan publik sangat berpengaruh dan harus dikontrol dengan baik dan kesadaran. 

Memitigasi dampak perubahan iklim secara terstruktural merupakan kunci untuk membawa lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Para korban bencana juga perlu ditangani dengan baik.

Apa saja dampak dari Efek Rumah Kaca yang berlebihan?


Ada penyebab, pasti ada juga akibat. Nah berikut ini akibat dari kelebihan efek rumah kaca atau pemanasan global.

Anomali Cuaca atau Perubahan Iklim

Beberapa tempat akan cenderung lebih hangat, dikarenakan air di lautan yang banyak menguap. Kondisi ini akan menimbulkan curah hujan dengan intesitas tidak normal, badai, dan air yang harusnya diserap oleh tanah akan lebih cepat menguap. Bencana pun dapat terjadi dan nyawa melayang.

Lapisan Gunung Es mencair

Mencairnya bongkahan es (Glasier) pada kedua kutub di bumi ini, akan mengakibatkan banjir global secara perlahan. Semakin hangatnya atmosfer maka semakin mencairnya bongkahan es rakasasa yang sudah ada untuk menjaga suhu bumi. 

Permukaan air laut pun juga semakin meninggi. Hal itu bisa menenggelamkan daerah yang lebih rendah. Selain itu akan membuat suhu bumi tidak seimbang.

Ekosistem Terganggu

Akibat pemansan global ini, ekosistem yang ada di bumi akan terganggu. Seperti; 
- Mematikan Hewan dan Terumbu Karang yang ada di laut, dikarenakan laut yang semakin asam akibat konsentrasi gas-gas rumah kaca yang meningkat.

- Hewan akan cenderung imigrasi ke arah kutub atau pegunungan.

- Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya dan mencari tempat yang lebih hangat

- Kebakaran hutan akibat kenaikan suhu. Hutan menjadi gundul, menghasilkan karbon, mencemarkan tanah, udara dan air, kesehatan pun terganggu.

Sedikit dari sekian banyak hal ini akan meningkatkan risiko kepunahan sejumlah flora dan fauna di seluru dunia. 

Lapisan Ozon Menipis

Menipisnya lapisan ozon yang selama ini melindungi bumi manusia di bagian atmosfer, akan menyebabkan radiasi sinar ultra violet masuk sampai ke bumi. Maka tidak ada atau berkurangnya filterisasi alami yang melindungi kita dari sinar berbahaya tersebut. 

Tidak hanya itu, benda-benda langit nongravitasi pun bisa mendarat ke bumi dalam bentuk yang besar, karena menipisnya lapisan ozon tersebut.

Dampak Sosial, Ekonomi, dan Kesehatan

Dampak Kesehatan:

- Sistem imun terganggu, rentan terkena wabah penyakit. Baik melalui udara, air, ataupun vektor. Peningkatan suhu panas dan curah hujan juga menjadi sasaran bagi virus untuk menyebar, salah satunya dari nyamuk, dan lainnya. Bahkan menimbulkan kematian.

- Gangguan pernapasan, Heat Stroke, dan Heat Exhaustion.

- Sumber-sumber air tercemar karena penyalahgunaan lahan atau pengalihan sumber.

Dampak Sosial dan Ekonomi:

- Gagal panen secar masif. Perubahan cuaca yang tidak menentu dan suhu meningkat membuat pertanian yang membutuhkan kondisi cuaca tertentu merugi. 

- Hutan dan laut rusak. Tentu bagi masyarakat yang memanfaatkan ekonomi dan budaya, yang tinggal dan bertahan hidup harus mengelus setapak tangan setelah mengalaminya. 

- Ketahanan pangan terguncang.

- Krisis Air Bersih karena kekeringan.



Begitu kompleks dan nyata. Jika tidak ada regulasi yang benar-benar serius dari pemangku jabatan, bukan hanya kita, tapi seluruh juga mereka akan merasakannya. 

Jika ada kontra diksi, ruang dalam parcial, egosentris, regulasi out of the xob, oto & riter, oli & garki, desakralisasi, dan ketimpangan implikasi, maka biarkan masyarakat memahami dan memitigasi dengan memulai dari hal kecil demi keberlangsungan bumi manusia, kelak anak dan cucunya. 

Karena society moderen perlu pendamping yang sakral.

Semoga saja kita semua dapat berharmonisasi di perkehidupan ini, apapun. 
Demi menjaga bumi manusia...



Maaf dan terima kasih


LihatTutupKomentar