Khulaify.com – Setiap orang tua ingin anaknya menjadi mandiri. Namun, hal itu tak semudah yang dipikirkan, juga dijalani. Salah satu kendalanya bisa jadi insting kita sebagai orang tua ingin memberi kemudahan bagi mereka, menyelamatkan dari kesalahan, atau membatasi pengalaman dengan perjuangan atau kegagalan.
Dibutuhkan waktu dan upaya untuk membuat anak lebih mandiri, tapi feedbacknya sangat berharga. Nah berikut beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk membuat anak menjadi lebih mandiri:
Membiarkan Anak Membuat Kesalahan
Membiarkan anak membuat kesalahan akan mensugesti mereka cara untuk berhasil dalam hidup. Saat mereka membuat kesalahan, biarkan saja. Beri tahu hal yang mereka lakukan itu adalah hal yang hebat, beri apresiasi.
Hal yang sudah anak lakukan tersebut tidak apa-apa, dan bantu mereka dengan brainstoarming bagaimana mereka melakukannya. Biarkan imajinasi dan nalar mereka berjalan mengiringi tindakannya.
Kemudian, jika hal yang mereka lakukan itu mempunyai dampak yang tidak baik, maka beri tahu mereka dengan brainstoarming mengapa hal itu tidak baik, dan bantu melakukan yang lebih baik untuk kemudian hari. Seperti
Menawarkan Pilihan dan Kebebasan
Menawarkan kebebasan dan membiarkan anak membuat pilihan adalah cara yang tepat untuk memberdayakan mereka, membangun kepercayaan diri mereka, membangun rasa tanggung jawab, dan membangun kepercayaan dalam keterampilan mengambil keputusan.
Hindari Mengoreksi Berlebihan
Jika kita meminta anak merapikan tempat tidurnya namun tidak sempurna, tahan keinginan iuntuk membantu memperbaikinya. Selalu berusaha untuk mengingatkan jika kesempurnaan bukanlah tujuan atau hasil mutlak.
Tujuannya adalah memungkinkan si anak melakukan tanggung jawab. Mereka tidak akan mau terus mencoba jika setiap kali kita mengoreksinya.
Beri Ruang
Anak membutuhkan ruang untuk belajar dan berkembang. Merkea tidak mungkin menjadi lebih mandiri saat tidak memliki kesempatan untuk benar-benar mandiri. Seperti kesempatan mengeksplorasi tanpa pelu diawasi.
Misalnya, saat bermain di ruangan rumah tetangga, biarkan mereka bebas tanpa terlalu mengeceknya, tapi tetap berhati-hati. Biarkan mereka jalan sedikit di depan kita. Beri kesempatan untuk memesan makanan sendiri dan membayar makanannya sambil tetap dipantau.
Melibatkan dalam Tugas Rumah Tangga
Cobalah untuk melibatkan anak dalam melakukan tugas-tugas kecil. Seperti membereskan mainan setelah bermain, merapikan kamar, atau menyiapkan makanan. Pastikan memberi tugas sesuai usianya.
Anak-anak jauh lebih bersedia membantu ketika merasa berkontribusi pada pekerjaan rumah. Misalnya, jika lantai kotor, tanyakan apa yang harus dilakukan? Dengan begitu mereka akan merasa diberdayakan dan akhirnya sampai pada titik membersihkannya.
Jangan lupa juga bahwa anak-anak adalah peniru yang handal. Imitasi mereka sangat responsif dengan apa yang masuk ke panca inderanya. Jadi, jangan biarkan si anak melihat perilaku yang tidak baik, apapun, karena akan terekam di otak mereka dan menempel di daya ingat mereka.
Kontekstual Learning
Biarkan anak melakukan apa yang dia mau dan bimbinglah, dengan begitu meta kognitif mereka akan tumbuh berkembang secara mandiri. Setelah usia anak bertambah dan mulai terbangun kognitifnya, metode kontekstual learning membuat mereka lebih terarah dalam pendidikan.
Apa itu kontekstual learning? Kontekstual learning adalah metode mengedukasi anak secara dalam dengan pendekatan yang optimal, dan kita sebagai supporting sistemnya.
Metode ini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Si Anak Mau Apa
Yang pertama adalah mendengarkan apa kemauan si anak, apa yang ingin mereka lakukan. Tentunya kemauan anak adalah representasi dari apa yang dia lihat, pengalaman, kompetensi, kesukaan, atau bakat. Namun, biasanya anak menginterpretasi apa yang ia lihat sehari-hari.
2. Si Anak Butuh Apa
Setelah si anak tau apa yang ia mau, selanjutnya tanya pada mereka apa kebutuhannya. Kita beri segala sarana yang dibutuhkan. Apapun, mulai dari yang kecil-kecil hingga yang besar kita supply.
3. Beri Anak Waktu
Selanjutnya, beri anak waktu atau durasi dalam projeknya. Tentunya proses membutuhkan waktu. Limitasi setiap anak pun berbeda, jadi biarkan si anak menyelesaikan projeknya berdasrkan kemampuannya.
Penutup
Konteks pembelajaran yang tepat akan membangun kemandirian dan kepercayaan si anak dalam perkembangannya. Edukasi dari orang tua sangatlah vital peranannya. Karena anak adalah karunia dan keberkahan.
Sebuah rantai peradaban. Kelak mereka nanti akan tumbuh besar dan memerankan kehidupan di muka bumi ini. Tentunya kita sebagai pendahulu ingin mereka berkembang baik, bukan? Ya, pasti.
Semoga bacaan ini berkenan dan bermanfaat. Maaf bila ada kesalahan dan ketidak nyamanan dalam menyampaikan kata-kata. Sekian, Terima Kasih